Ben 7

Tahun: 2009

Kategori: Drama

Tanggal Rilis:

Sutradara:

Aktor: Firman Ferdiansyah, Stevina Aurora, Peppy, Evan Kashogi, Noval Kurnia, Dolly Martin, Rudi Rene, Hendrick Beta, Taufik Gondrong, Silvi Conto

Facebook:

Twitter:

Sinopsis

Padepokan Merpati Putih heboh...! Guru-guru besar padepokan Merpati Putih yang sedang bertapa, mau membuka rahasia ilmu sebuah kitab langka, yaitu “kitab tanpa huruf”, shock begitu melihat kitab tiba-tiba terbang ke atas dan terbuka sendiri. Dari kitab muncul satu hawa kekuatan yang sangat dahsyat. BAM ! Sedetik kemudian hawa kekuatan berubah sosok menjadi seorang pendekar yang sangat sakti yang kemudian langsung menyerang guru-guru besar padepokan Merpati Putih.
 
Akhirnya terjadi pertarungan sengit antara guru-guru besar padepokan dan pendekar sakti penjaga kitab. Tapi biarpun dikeroyok, ternyata pendekar sakti bukan tandingan guru-guru besar padepokan Merpati Putih. Hanya dalam beberapa gebrakan, guru-guru besar padepokan Merpati Putih semua dibuat keok dan roboh. Pendekar sakti lalu kembali masuk ke dalam kitab. Di saat bersamaan murid-murid padepokan yang mendengar suara teriakan guru-guru besar padepokan muncul. Semua terkesiap melihat guru-guru besar mereka yang terkenal sakti roboh bergelimpangan. Hening... Semua tercekat diam tak percaya... Di sudut ruangan tampak kitab sakti yang kembali berubah seperti kitab usang biasa, menyimpan rahasia “besar”nya.
 
Kehilangan guru-guru besar mereka, padepokan Merpati Putih akhirnya berkabung besar. Ruangan bertapa dikunci dan dirubah fungsi menjadi gudang penyimpanan kitab-kitab sakti. Tapi kemudian muncul masalah baru. Di gudang sekarang sering terjadi kejadian-kejadian aneh. Ada bangku terbang, suara orang ketawa cekikikan, dsb. Tidak ada yang tahu kalau semua kejadian aneh tersebut sebenarnya berasal dari pendekar sakti yang tinggal di dalam kitab sakti tanpa huruf. Murid-murid padepokan terlanjur ketakutan dan menganggap gudang penyimpanan kitab sekarang “angker” dan berhantu. Tidak ada satupun yang berani datang ke gudang sendirian apalagi malam hari.
 
Cerita kemudian beralih ke BEN (7 tahun, nama panjangnya Benyamin), salah satu murid padepokan Merpati Putih yang paling kecil tapi sekaligus juga paling nakal, jahil, dan suka mengerjai murid-murid padepokan Merpati Putih yang lainnya. Ada tiga orang murid padepokan yang paling sering dikerjain sama Ben ; SITI, CHAPLIN dan CAPUNG (masing-masing 9-10 tahun). Alasannya ; ketiga anak ini suka meledek dan meremehkan Ben, menganggap diri mereka “sok senior”, mentang-mentang Ben paling kecil di antara mereka.
 
Suatu hari Ben yang kembali mengerjai Siti, Caplin dan Capung ketangkap basah sama KYAI BUSTOMI, guru besar padepokan. Kyai Bustomi lalu menghukum Ben, menyuruhnya untuk membersihkan gudang tempat penyimpanan kitab-kitab sakti yang terkenal angker. Ben kontan ketakutan. Sebaliknya Siti, Chaplin dan Capung kegirangan. Diam-diam mereka menyimpan rencana mau menakut-nakuti Ben di gudang angker untuk balas dendam mereka...
 
Usaha Siti, Chaplin dan Capung berhasil. Ben sampai terkencing-kencing ketakutan di dalam gudang karena ulah terror Siti, Chaplin dan Capung. Tapi ternyata, justru dari sinilah Ben kemudian mengalami satu peristiwa yang sangat penting dalam hidupnya.
 
Di gudang Ben secara tidak sengaja kemudian menemukan kitab tanpa huruf. Dari dalam kitab kemudian muncul pendekar sakti yang dulu mengalahkan guru-guru besar padepokan Merpati putih sambil tertawa-tawa geli melihat tingkah Ben. Ben yang awalnya mengira kalau si pendekar sakti tersebut adalah hantu makin terkencing-kencing ketakutan. Tapi si pendekar sakti lalu memperkenalkan dirinya, bilang kalau ia bukan hantu jahat, dan ia muncul cuma karena ingin jadi sahabat Ben.
 
Melihat sikap pendekar sakti yang ramah, Ben akhirnya menyambut uluran tangan si pendekar. JREENG ! Saat melihat telapak tangan Ben, pendekar sakti terkejut. Di telapak tangan Ben ada tujuh tahi lalat yang bersinar. Pendekar sakti bilang kalau Ben adalah jodohnya. Ben adalah orang yang bakal mewarisi seluruh ilmu dan kesaktiannya. Ben jadi kebingungan. BYAARR !!! Di saat bersamaan, tiba-tiba sekujur tubuh Ben di selimuti cahaya-cahaya keemasan. Terakhir cahaya-cahaya tersebut kemudian menyatu dan berubah jadi sebuah sabuk sakti yang membelit pinggang Ben.
 
Pendekar sakti bilang, sabuk tersebut akan memberikan Ben 7 kekuatan yang maha dahsyat. Tapi sebelumnya, Ben harus mencari rahasia masing-masing kekuatan yang ada dalam sabuk tersebut. Awalnya Ben masih belum percaya. Tapi sebuah bencana di dalam gudang kemudian membuka mata Ben...
 
Siti, Chaplin dan Capung yang mau mengerjai Ben dengan bayangan hantu-hantuan di tembok dengan menggunakan cahaya lilin tanpa sengaja menjatuhkan lilin ke tumpukan kitab-kitab sakti di dalam gudang. Dalam sekejap api lilin langsung menyambar kitab-kitab dan membuat gudang kebakaran. Siti, Chaplin dan Capung jadi histeris dan teriak-teriak ketakutan. Ben terkesiap, panik, tidak tahu harus berbuat apa untuk menolong teman-temannya.
 
BLAZH !! Dalam kepanikan tiba-tiba sabuk pinggang sakti Ben bersinar. DUM ! Sedetik kemudian tubuh Ben berubah jadi manusia api yang bisa terbang. Dengan kekuatan tersebut Ben akhirnya bisa menyelamatkan Siti, Chaplin dan Capung. Ben terkesiap. Ternyata ucapan pendekar tidak main-main. Ben jadi girang bukan kepalang, mau memberitahu kekuatan barunya pada orang-orang padepokan. Tapi pendekar sakti mengingatkan Ben, kekuatan baru Ben tidak boleh diberitahu siapapun, jika tidak, Ben bakal celaka.
 
Ben akhirnya menyimpan rahasia kekuatan barunya rapat-rapat. Kitab tanpa huruf yang menyimpan rahasia pendekar sakti juga selalu disimpan Ben di balik pakaiannya. Kedua benda tersebut kini menjadi sahabat baru Ben...
 
Teman Ben bertambah banyak. Sejak kejadian kebakaran dalam gudang, Chaplin dan Capung yang merasa berhutang budi akhirnya juga mau jadi sahabat Ben dan bahkan menganggap Ben sebagai ketua “geng” mereka yang baru. Tapi berbeda dengan Siti. Siti yang sebenarnya diam-diam mulai simpati sama Ben, tetap jaga gengsi. Pura-pura terus memusuhi Ben, padahal dalam hati kepengen juga diajak main sama Ben...
 
Suatu hari, Siti yang masih sebal sama Ben kembali mengerjai Ben. Siti mengundang Ben datang ke pesta ulangtahunnya. Di pesta itu, Siti kemudian dengan sengaja memanas-manasi Ben yang yatim piatu, sok mesra-mesraan sama orangtuanya hingga membuat Ben jadi cemburu. Terakhir Ben yang tidak tahan juga terus dipanas-panasi Siti akhirnya berlari pergi sambil menangis meninggalkan rumah Siti.
 
Ternyata kejadian itu berakibat panjang. Sepulang dari pesta, Ben langsung menemui bang Komeng, juru masak istana. Ben langsung mencak-mencak marah sama bang Komeng. Bang Komeng adalah juru masak padepokan yang sejak kecil merawat Ben. Bang Komeng selalu bilang pada Ben, kalau Ben tidak punya orangtua. Ben lahir dari batu, Ben anak batu. Sekarang Ben sudah tidak percaya lagi. Apalagi setelah tadi ia melihat Siti.
 
Bang Komeng jadi gelagapan. Selama ini, bersama Kyai Bustomi ia memang menyimpan rahasia besar tentang siapa Ben sebenarnya. Ben jadi makin curiga dan terus mendesak bang Komeng, mencecarnya dengan pertanyaan siapa kedua orangtuanya yang sebenarnya. Tapi bang Komeng tetap tutup mulut. Ben akhirnya berlalu pergi sambil menahan kesal.
 
 
Tapi Ben ternyata bukannya menyerah. Ben yang cerdik merancang sebuah rencana untuk membuat bang Komeng buka mulut menceritakan rahasianya. Ben tahu kelemahan bang Komeng. Selama ini bang Komeng sebenarnya sembunyi di padepokan menjadi juru masak untuk menghindar dari seorang wanita sakit ingatan yang punya ilmu silat tinggi dan terus mengejar-ngejarnya. Namanya, Zubaedah.
 
Ben, Capung dan Chaplin lalu mempertemukan Zubaedah dengan bang Komeng. Zubaedah kontan histeris dan mengejar-ngejar bang Komeng sampai masuk ke dalam padepokan. Padepokan jadi heboh. Bang Komeng kelabakan mencari tempat ngumpet. Tapi lagi-lagi Ben mengerjai bang Komeng, memberitahu Zubaedah tempat persembunyian bang Komeng. Bang Komeng  akhirnya jadi kewalahan, mengaku menyerah pada Ben sambil berjanji, ia akan menceritakan rahasia Ben asalkan Ben mengusir Zubaedah.
 
Singkat cerita Ben akhirnya berhasil mengusir Zubaedah. Bang Komeng mau tidak mau menepati janjinya menceritakan satu rahasia besar, siapa kedua orangtua Ben sebenarnya.
 
Kedua orangtua Ben sebenarnya masih hidup. Ayah Ben bernama PAK TIRTA, seorang miliarder di kota Jakarta. Dan ibu Ben bernama MURNI. Sejak dulu, ayah Ben sangat mempercayai ramalan. Waktu Ben lahir, peramal bilang kalau Ben kelak bakal jadi bencana buat ayah Ben. Itu sebabnya Ben makanya diasingkan, dititipkan di daerah terpencil yakni di padepokan Merpati Putih.
 
Pak Tirta tidak tahu kalau sebenarnya peramal tersebut adalah orang jahat, salah satu kaki tangan BANG JAPRA, rekanan bisnis pak Tirta yang ingin menguasai seluruh harta pak Tirta. Sekarang pak Tirta sendiri lagi sakit-sakitan.
 
Sebenarnya sakit pak Tirta karena diguna-guna oleh peramal kepercayaannya sendiri atas suruhan bang Japra. Tujuannya selama pak Tirta sakit, bang Japra bisa bebas berkuasa atas tampuk kepemimpinan perusahaan pak Tirta. Pak Tirta sendiri memang mempunyai enam orang anak selain Ben. Tapi sayang ke enam anak pak Tirta ini tidak bisa diandalkan, bodoh, rakus dan tamak, hingga gampang diperdayai oleh bang Japra.
 
Pak Tirta akhirnya cuma bisa pasrah. Tidak bisa berbuat apa-apa. Ia tahu, selain licik, bang Japra memiliki ilmu silat yang sangat sakti. Bang Japra adalah bekas tukang pukulnya. Dan pak Tirta seringkali melihat bang Japra menggunakan kekuatannya saat merontokkan saingan-saingan usahanya.
 
Sebenarnya, pak Tirta tidak setuju dengan cara itu. Tapi makin lama, bang Japra makin menunjukkan taringnya. Ia tidak mau lagi menghiraukan perintah pak Tirta dan malah berbuat sesuka hatinya sendiri.
 
Mendengar cerita tersebut. Ben jadi naik pitam. Ia ingin kembali ke rumah ayahnya. Tapi bang Komeng bilang, belum saatnya Ben kembali. Masalahnya bang Japra punya ilmu kekuatan yang sangat sakti. Belum lagi ditambah anak buahnya yang juga punya kekuatan rata-rata di atas murid Merpati Putih yang paling senior sekalipun saat ini.
 
Tapi Ben terlanjur penasaran. Malam harinya, di saat kyai Bustomi, bang Komeng dan semua penghuni padepokan Merpati Putih tidur, diam-diam Ben pergi meninggalkan padepokan dan kembali ke Jakarta. Ben akhirnya memulai petualangan baru. Di Jakarta, ia bertemu dengan bang Japra dan anak buahnya yang ingin menyingkirkan Ben. Kekuatan mereka sangat dahsyat. Tapi berbekal kitab sakti dan kekuatan sabuk, Ben bisa melewati satu persatu tantangan yang harus ia hadapi dari bang Japra CS.
 
Terakhir, Ben akhirnya memiliki tujuh kekuatan. Tujuh kesaktian yang maha dahsyat, hingga ahirnya Ben dijuluki... BEN 7

Foto

Video